Kemiskinan
merupakan sebuah konsep abstrak yang dapat dijelaskan secara berbeda tergantung
dari perspektif analis dalam memahami kondisi, sifat dan konteks kemiskinan,
bagaimana kemiskinan itu terjadi (sebab-sebab kemiskinan) dan bagaimana masalah
kemiskinan dapat diatasi. Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang masuk
kedalam kategori miskin. Secara umum, penyebab kemiskinan dapat terjadi karena
kondisi alamiah dan ekonomi, kondisi struktural dan sosial, serta kondisi
kultural (budaya). Kemiskinan alamiah dan ekonomi timbul akibat keterbatasan
sumber daya alam, manusia, dan sumber daya lain sehingga peluang produksi
relatif kecil dan tidak dapat berperan dalam pembangunan. Kemiskinan struktural
dan sosial disebabkan hasil pembangunan yang belum merata, tatanan kelembagaan
dan kebijakan dalam pembangunan.
Berikut Negara -
negara yang termasuk dalam Negara miskin di dunia
1. Zimbabwe
Zimbabwe
dulunya merupakan salah satu negara makmur di kawasan Afrika, terbukti negara
ini pernah menjadi negara pengekspor pangan di regional Afrika. Namun, dalam
perkembangannya negara ini kemudian termasuk dalam kategori 10 negara termiskin
di dunia. Permasalahan dan konflik yang dihadapi Zimbabwe menjadi sangat
kompleks dan berkelanjutan. Mulai dari krisis ekonomi (kemiskinan), kekacauan
politik (pemerintahan yang korup), hingga permasalahan sosial (tingginya
tingkat pengangguran, kesenjangan sosial, buruknya pelayanan public-goods,
tingginya tingkat frustasi hingga depresi warganegaranya). Tingginya tingkat
inflasi (hyperinflation), membuat perekonomian negara tersebut mengalami
kelumpuhan dan nilai mata uang dolar Zimbabwe terus mengalami kemerosotan.
Dapat dikatakan, kondisi perekonomian di Zimbabwe benar-benar memprihatinkan.
Uang tunai seperti tidak ada artinya. Masyarakat lebih memilih untuk
menggunakan kupon untuk bahan bakar sebagai alat tukar dengan barang-barang
kebutuhan rumah tangga dan furnitur. Bahkan para pedagang eceran lebih memilih
untuk menerima pembayaran dengan menggunakan kupon dibanding mata uang lokal
karena terjadinya devaluasi yang cepat terhadap dolar Zimbabwe. Jatuhnya
perekonomian negeri ini, dipicu oleh mismanajemen serta perilaku pemerintahan /
rezim yang korup. Negara itu selama 1998-2002 juga terlibat perang dengan
Republik Kongo, hingga menguras biaya ratusan juta dolar Amerika. Situasi kian
parah setelah Mugabe menerapkan program reformasi lahan yang tidak tepat
sasaran. Pada tahun 2000, Mugabe mengambil alih secara paksa lahan pertanian
petani kulit putih untuk didistribusikan ke petani kulit hitam. Kebijakan ini
menyebabkan 4.000 petani kulit putih kehilangan lahan. Di lain sisi warga kulit
hitam tidak memiliki persediaan benih, pupuk, dan bahan bakar yang cukup.
Zimbabwe terpaksa mengimpor biji pangan dari Afrika Selatan, Zambia, dan
Malawi. Sejak itu, ekonomi Zimbabwe terjun bebas. Ekspor pertanian, khususnya
tembakau, turun drastis. Sejauh ini, kebijakan yang diambil pemerintah
berkaitan dengan krisis ekonomi, belum menghasilkan perubahan yang berarti.
Seperti pada Agustus lalu, Bank Sentral Zimbabwe memutuskan untuk meredenominasi
mata uang dengan mengubah uang 10 miliar dolar Zimbabwe menjadi 1 dolar
Zimbabwe atau menghilangkan 10 angka nol.
Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat keluar dari hiperinflasi
yang terjadi. Namun kebijakan ini masih belum mampu menyelesaikan permasalahan
inflasi yang ada. Karena masalah lain yang harus dihadapi Zimbabwe yaitu
berkaitan dengan kelangkaan arus dana masuk atau investasi dari luar.
2. Kenya
Adapun beberapa faktor khusus penyebab terjadi kemiskinan di
negara Kenya yaitu:
1. Faktor lingkungan yang terdiri dari banjir,
curah hujan yang tinggi, ancaman satwa liar, dan penyakit ternak.
2. Faktor
ekonomi yang meliputi kurangnya kesempatan kerja, peningkatan harga komoditas,
produktivitas rendah dan pembangunan industri rendah di negara.
3. Faktor pribadi dan rumah tangga yang termasuk
kurangnya pendidikan, sakit, cacat fisik, usia tua, menjadi yatim piatu dan
rasio ketergantungan yang tinggi.
4.
Faktor politik dan sejarah, berkurangnya jasa pemerintah, korupsi,
dan bentrokan etnis.
5. Faktor
sosial termasuk isolasi beberapa kelompok sosial, ketidakamanan didaerah
perkotaan dan pedesaan
6. Faktor
struktur keluarga termasuk transmisi kemiskinan antar generasi yang kronis,
dengan kata lain kemiskinan merupakan hal yang diwariskan, dimana jika
seseorang dilahirkan dari ayah miskin, ia tidak bisa mendidik dan tidak bisa
memberikan tanah apapun atau lahannya sedikit dan berkualitas buruk, maka
setiap generasi semakin miskin.
7. Faktor
ketimpangan pendapatan, Kenya sudah termasuk masyarakat yang paling tidak
merata didunia. Saat ini diperkirakan atas 20 persen dari populasi Kenya
menguasai sekitar 59 persen dari pendapatan nasional.
Berikut adalah langkah-langkah penanggulangan kemiskinan
dengan program SKPD :
1. Investasi
dalam sektor pertanian untuk mengurangi kemiskinan harus menjadi
prioritas besar. Selain itu, ukuran penguasaan lahan bukan merupakan
penentu status kemiskinan mungkin itu merupakan pentingnya dalam penanggulangan
kemiskinan tidak hanya meningkatkan kualitas tanah, tetapi juga menyediakan
input komplementer yang dapat meningkatkan produktivitas.
2. Promosi
pendidikan merupakan pusat dalam menangani masalah kemiskinan moderat dan
ekstrim. Secara khusus, pendidikan dasar ditemukan menjadi sangat penting
dalam mengurangi kemiskinan, terutama sekali daerah pedesaan.
3. Mempromosikan
pendidikan perempuan harus menjadi elemen penting dari kebijakan penanggulangan
kemiskinan, karena ada bukti bahwa pendidikan dan kesuburan wanita berkorelasi
negatif, kebijakan tersebut juga bisa memiliki berdampak pada ukuran
rumah tangga, yang lain adalah faktor penentu penting dari kemiskinan di Kenya.
http://www.academia.edu/5557223/Poverty_in_Kenya
3.
Kongo
Kongo Menempati posisi nomor satu paling
miskin di dunia, produk domestik bruto (PDB) per kapita penduduk Kongo sebesar
US$342 atau Rp3 juta per tahun. Tingkat PDB Kongo sebesar US$10,7 miliar pada
2008 dengan mengandalkan perekonomian pada sektor pertanian, seperti kopi
produk kayu, serta sumber alam seperti permata, emas dan minyak
Terletak
di benua Afrika, Kongo memiliki wilayah 342 ribu kilometer persegi dengan
jumlah penduduk hanya 3,7 juta jiwa. Jumlah penduduk hidup dalam kemiskinan
sebanyak 74 persen dengan usia harapan hidup 55 tahun.
Faktor Penyebab Kemiskinan di Republik Kongo
(1). Kelangkaan pangan terjadi
karena meningkatnya harga pangan. Sehingga
membuat Republik Kongo harus mengimpor pangan.
Kenaikan harga pangan bukanlah yang pertama di Republik Kongo pada tahun 1994,
devaluasi (menurunnya nilai mata uang) 50% nilai mata uang menurun dan
menyebabkan harga pangan impor menjadi meningkat
(2). Kemiskinan di Republik Kongo ini juga diperparah dengan tidak
tersedianya transportasi
umum, pasokan listrik yang tidak cukup stabil, atau
pelayanan kesehatan yang layak. Menurut Food
and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2002 sebanyak
32% penduduk mengalami kelaparan, meskipun
situasi sedikit membaik tetapi Republik Kongo masih mengimpor bahan pangan
sebanyak 130 miliar Franc (US$ 260 juta) senilai makanan setiap tahun
(3). Beberapa tahun selama perang mengakibatkan
perpindahan penduduk, kekurangan pangan, dan meningkatnya gizi buruk pada
anak-anak dan orang dewasa di Brazzaville antara bulan Juni dan November 1999.
Anak-anak usia 0-5 bulan mengalami kekurangan gizi yang parah sebanyak 17,5%.
Awal tahun 1990 hingga 2000, serangkaian konflik maupun perang telah
menghancurkan situasi sosial ekonomi dan kurangnya produksi hasil pertanian.
Sebagai negara yang mengalami konflik,
(4). Tingkat
pertumbuhan penduduk meningkat, pertumbuhan yang cepat ini,
bersama dengan faktor negatif lainnya seperti konflik. Karena lajunya pertumbuhan penduduk tidak didasari dengan pendapatan per
kapita dan peningkatan persediaan makanan, inilah menyebabkan kemiskinan dan terjadi krisis pangan.
Pemerintah meminta
bantuan PBB, LSM, dan Organisasi Internasional seperti FAO dan lain sebagainya
dalam menangani masalah darurat gizi buruk
Program FAO
dalam Penanganan Kemiskinan di Republik Kongo
1.
Pada tahun 2001
FAO dan WFP bekerjasama memberikan 575 ton makanan untuk 70.000 penerima di
wilayah Cuvette, Pool, Lekoumou, Bouenza dan Niari. Program ini mengalokasikan
makanan untuk para pekerja food for work
(FFW), program
perlindungan bibit pertanian, dan juga untuk program pemberian makanan darurat. Kerjasama FAO dan WFP ini menyelesaikan distribusi
makanan, bibit dan alat pertanian untuk 12.500 keluarga di bawah program perlindungan bibit pertanian di daerah Pool, Lekoumou, Bouenza dan Niari.
2. Selanjutnya tindakan FAO mengenai program gizi dan
pangan yang dibentuk oleh Menteri pertanian Republik Kongo, Rigobert Maboundou.
Dengan dana dari uni eropa sebanyak 39 miliar Franc atau US$ 78 juta. Proyek
ini dibentuk untuk mengurangi kemiskinan dan kekurangan gizi terutama di daerah
Pool, daerah ini merupakan daerah yang terkena dampak konflik paling parah di
Republik Kongo. Terdapat tiga unsur dalam program ini yakni pertanian,
ketahanan pangan, dan gizi. Yang akan bekerjasama dengan Food and Agriculture Organization (FAO), World Food Programme (WFP), dan dana anak-anak PBB United Nations Emergency Children’s Fund (UNICEF).
Dana ini akan dialokasikan selama enam tahun sesuai perjanjian Menteri
Pertanian Republik Kongo dengan uni eropa pada tahun 2008. Kerjasama ini akan
mengerjakan penanaman sayuran, menyediakan 460 hektar dari perikanan yang akan
menghasilkan 4.600 ton ikan per tahun, dan menanam 1.000 hektar budidaya padi
disawah
Sumber : e-Jurnal Universitas Mulawarman
4. Burundi
Burundi
menempati urutan ketiga sebagai negara paling miskin di dunia yang berlokasi di
Afrika. PDB per kapita warga Burundi sebesar US$410 atau Rp3,69 juta per tahun.
PDB negara ini hanya US$1,1 miliar pada 2008 dengan cadangan devisa cuma US$322
juta. Dengan total luas 27 ribu kilometer persegi, jumlah populasi Burundi
mencapai 8,1 juta jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 93,4 persen penduduk hidup
dalam kondisi miskin. Usia harapan hidup hanya 49 tahun.
5. Liberia
Liberia
menempati posisi keempat sebagai negara termiskin di dunia dengan PDB per
kapita sebesar US$434 atau Rp3,9 juta per tahun. Total PDB negara ini sebesar
US$870 juta dan mengandalkan sebagian besar pendapatan pada sektor pertanian,
seperti karet, kopi dan coklat. Meski luasnya 111 ribu kilometer persegi di
benua Afrika, jumlah penduduk Liberia cuma 4,13 juta jiwa. Sebagian besar atau
94,8 persen juga hidup dalam kemiskinan.
Liberia
adalah salah satu dari sedikit negara di Afrika yang belum pernah dijajah oleh
Eropa. Didirikan dan dijajah oleh budak yang dibebaskan dari Amerika. Para
budak mendirikan pemerintahan yang dengan Amerika Serikat. Pada tahun 1980
presiden Liberia digulingkan dan diikuti oleh periode ketidakstabilan dan
perang sipil. Setelah ratusan ribu orang terbunuh, kesepakatan damai tahun 2003 menghasilkan pemilu demokratis
pada tahun 2005. Saat ini, Liberia mulai pulih dari dari perang saudara dan
dislokasi ekonomi. Namun, terkait dengan hal tersebut sekitar 85% dari penduduk
hidup di bawah $ 1 per hari, menjadikannya sebagai salah satu negara miskin di
dunia.
Usaha pemerintah
untuk negara liberia dan burundi melalui pertemuan dengan PBB dalam KTT berikut
penjelasannya :
Sasaran
Pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi
Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000,
berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah
tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini
merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam
Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147
kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut.
Deklarasi
Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar semua
negara:
1. Memberantas
kemiskinan dan kelaparan
a.
Pendapatan populasi dunia sehari $1.
b.
Menurunkan angka kemiskinan.
2. Mencapai
pendidikan untuk semua
a.
Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.
b. Mendorong kesetaraan jender dan
pemberdayaan perempuan
c. Target 2005 dan 2015:
Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah
terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015
C. Menurunkan angka kematian anak
a. Target untuk 2015 adalah mengurangi dua
per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.
D. Meningkatkan kesehatan ibu
a. Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua
per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.
E. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit
menular lainnya
a. Target untuk 2015 adalah menghentikan
dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.
F. Memastikan kelestarian lingkungan hidup
a. Mengintegrasikan prinsip-prinsip
pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta
mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.
b. Pada tahun 2015 mendatang diharapkan
mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang
sehat.
c. Pada tahun 2020 mendatang diharapkan
dapat mencapai pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya
100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.
G. Mengembangkan kemitraan global untuk
pembangunan
a. Mengembangkan lebih jauh lagi
perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka
dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik,
pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan
internasional.
b. Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus
negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara
terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan
-kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin
yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan
pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.
c. Secara komprehensif mengusahakan
persetujuan mengenai masalah utang negara-negara berkembang.
d. Menghadapi secara komprehensif dengan
negara berkembang dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional
untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.
e. Mengembangkan usaha produktif yang layak
dijalankan untuk kaum muda.
f. Dalam kerja sama dengan pihak
"pharmaceutical", menyediakan akses obat penting yang terjangkau
dalam negara berkembang
g. Dalam kerjasama dengan pihak swasta,
membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama
teknologi informasi dan komunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar