PLAYLIST

Kamis, 10 Desember 2015

Kemiskinan


Kemiskinan merupakan sebuah konsep abstrak yang dapat dijelaskan secara berbeda tergantung dari perspektif analis dalam memahami kondisi, sifat dan konteks kemiskinan, bagaimana kemiskinan itu terjadi (sebab-sebab kemiskinan) dan bagaimana masalah kemiskinan dapat diatasi. Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang masuk kedalam kategori miskin. Secara umum, penyebab kemiskinan dapat terjadi karena kondisi alamiah dan ekonomi, kondisi struktural dan sosial, serta kondisi kultural (budaya). Kemiskinan alamiah dan ekonomi timbul akibat keterbatasan sumber daya alam, manusia, dan sumber daya lain sehingga peluang produksi relatif kecil dan tidak dapat berperan dalam pembangunan. Kemiskinan struktural dan sosial disebabkan hasil pembangunan yang belum merata, tatanan kelembagaan dan kebijakan dalam pembangunan.

Berikut Negara - negara yang termasuk dalam Negara miskin di dunia

1.      Zimbabwe
https://aselabar.files.wordpress.com/2011/01/96410_pengungsi-di-burundi.jpg
Zimbabwe dulunya merupakan salah satu negara makmur di kawasan Afrika, terbukti negara ini pernah menjadi negara pengekspor pangan di regional Afrika. Namun, dalam perkembangannya negara ini kemudian termasuk dalam kategori 10 negara termiskin di dunia. Permasalahan dan konflik yang dihadapi Zimbabwe menjadi sangat kompleks dan berkelanjutan. Mulai dari krisis ekonomi (kemiskinan), kekacauan politik (pemerintahan yang korup), hingga permasalahan sosial (tingginya tingkat pengangguran, kesenjangan sosial, buruknya pelayanan public-goods, tingginya tingkat frustasi hingga depresi warganegaranya). Tingginya tingkat inflasi (hyperinflation), membuat perekonomian negara tersebut mengalami kelumpuhan dan nilai mata uang dolar Zimbabwe terus mengalami kemerosotan. Dapat dikatakan, kondisi perekonomian di Zimbabwe benar-benar memprihatinkan. Uang tunai seperti tidak ada artinya. Masyarakat lebih memilih untuk menggunakan kupon untuk bahan bakar sebagai alat tukar dengan barang-barang kebutuhan rumah tangga dan furnitur. Bahkan para pedagang eceran lebih memilih untuk menerima pembayaran dengan menggunakan kupon dibanding mata uang lokal karena terjadinya devaluasi yang cepat terhadap dolar Zimbabwe. Jatuhnya perekonomian negeri ini, dipicu oleh mismanajemen serta perilaku pemerintahan / rezim yang korup. Negara itu selama 1998-2002 juga terlibat perang dengan Republik Kongo, hingga menguras biaya ratusan juta dolar Amerika. Situasi kian parah setelah Mugabe menerapkan program reformasi lahan yang tidak tepat sasaran. Pada tahun 2000, Mugabe mengambil alih secara paksa lahan pertanian petani kulit putih untuk didistribusikan ke petani kulit hitam. Kebijakan ini menyebabkan 4.000 petani kulit putih kehilangan lahan. Di lain sisi warga kulit hitam tidak memiliki persediaan benih, pupuk, dan bahan bakar yang cukup. Zimbabwe terpaksa mengimpor biji pangan dari Afrika Selatan, Zambia, dan Malawi. Sejak itu, ekonomi Zimbabwe terjun bebas. Ekspor pertanian, khususnya tembakau, turun drastis. Sejauh ini, kebijakan yang diambil pemerintah berkaitan dengan krisis ekonomi, belum menghasilkan perubahan yang berarti. Seperti pada Agustus lalu, Bank Sentral Zimbabwe memutuskan untuk meredenominasi mata uang dengan mengubah uang 10 miliar dolar Zimbabwe menjadi 1 dolar Zimbabwe atau menghilangkan 10 angka nol.  Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat keluar dari hiperinflasi yang terjadi. Namun kebijakan ini masih belum mampu menyelesaikan permasalahan inflasi yang ada. Karena masalah lain yang harus dihadapi Zimbabwe yaitu berkaitan dengan kelangkaan arus dana masuk atau investasi dari luar.

2.      Kenya
Adapun beberapa faktor khusus penyebab terjadi kemiskinan di negara Kenya yaitu:
1.  Faktor lingkungan yang terdiri dari banjir, curah hujan yang tinggi, ancaman satwa liar, dan penyakit ternak.
2. Faktor ekonomi yang meliputi kurangnya kesempatan kerja, peningkatan harga komoditas, produktivitas rendah dan pembangunan industri rendah di negara.
3.  Faktor pribadi dan rumah tangga yang termasuk kurangnya pendidikan, sakit, cacat fisik, usia tua, menjadi yatim piatu dan rasio ketergantungan yang tinggi.
4.  Faktor politik dan sejarah, berkurangnya jasa  pemerintah, korupsi, dan bentrokan etnis.
5. Faktor sosial termasuk isolasi beberapa kelompok sosial, ketidakamanan didaerah perkotaan dan pedesaan
6. Faktor struktur keluarga termasuk transmisi kemiskinan antar generasi yang kronis, dengan kata lain kemiskinan merupakan hal yang diwariskan, dimana jika seseorang dilahirkan dari ayah miskin, ia tidak bisa mendidik dan tidak bisa memberikan tanah apapun atau lahannya sedikit dan berkualitas buruk, maka setiap generasi semakin miskin.
7. Faktor ketimpangan pendapatan, Kenya sudah termasuk masyarakat yang  paling tidak merata didunia. Saat ini diperkirakan atas 20 persen dari populasi Kenya menguasai sekitar 59 persen dari pendapatan nasional.
https://abdupmc.files.wordpress.com/2011/10/a1.jpg?w=540&h=356


Berikut adalah langkah-langkah penanggulangan kemiskinan dengan program SKPD :
1.      Investasi dalam sektor pertanian untuk mengurangi kemiskinan harus menjadi  prioritas besar. Selain itu, ukuran penguasaan lahan bukan merupakan penentu status kemiskinan mungkin itu merupakan pentingnya dalam penanggulangan kemiskinan tidak hanya meningkatkan kualitas tanah, tetapi juga menyediakan input komplementer yang dapat meningkatkan produktivitas.
2.      Promosi pendidikan merupakan pusat dalam menangani masalah kemiskinan moderat dan ekstrim. Secara khusus, pendidikan dasar ditemukan menjadi sangat  penting dalam mengurangi kemiskinan, terutama sekali daerah pedesaan.
3.      Mempromosikan pendidikan perempuan harus menjadi elemen penting dari kebijakan penanggulangan kemiskinan, karena ada bukti bahwa pendidikan dan kesuburan wanita berkorelasi negatif, kebijakan tersebut juga bisa memiliki  berdampak pada ukuran rumah tangga, yang lain adalah faktor penentu penting dari kemiskinan di Kenya.

http://www.academia.edu/5557223/Poverty_in_Kenya





3. Kongo
http://media.sacbee.com/static/weblogs/photos/images/2011/jul11/somalia_drought_sm/somalia_drought_28.jpg
Kongo Menempati posisi nomor satu paling miskin di dunia, produk domestik bruto (PDB) per kapita penduduk Kongo sebesar US$342 atau Rp3 juta per tahun. Tingkat PDB Kongo sebesar US$10,7 miliar pada 2008 dengan mengandalkan perekonomian pada sektor pertanian, seperti kopi produk kayu, serta sumber alam seperti permata, emas dan minyak
Terletak di benua Afrika, Kongo memiliki wilayah 342 ribu kilometer persegi dengan jumlah penduduk hanya 3,7 juta jiwa. Jumlah penduduk hidup dalam kemiskinan sebanyak 74 persen dengan usia harapan hidup 55 tahun. 

Faktor Penyebab Kemiskinan di Republik Kongo
(1). Kelangkaan pangan terjadi karena meningkatnya harga pangan. Sehingga membuat Republik Kongo harus mengimpor pangan. Kenaikan harga pangan bukanlah yang pertama di Republik Kongo pada tahun 1994, devaluasi (menurunnya nilai mata uang) 50% nilai mata uang menurun dan menyebabkan harga pangan impor menjadi meningkat 
(2). Kemiskinan di Republik Kongo ini juga diperparah dengan tidak tersedianya transportasi umum, pasokan listrik yang tidak cukup stabil, atau pelayanan kesehatan yang layak. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2002 sebanyak 32% penduduk mengalami kelaparan, meskipun situasi sedikit membaik tetapi Republik Kongo masih mengimpor bahan pangan sebanyak 130 miliar Franc (US$ 260 juta) senilai makanan setiap tahun
(3). Beberapa tahun selama perang mengakibatkan perpindahan penduduk, kekurangan pangan, dan meningkatnya gizi buruk pada anak-anak dan orang dewasa di Brazzaville antara bulan Juni dan November 1999. Anak-anak usia 0-5 bulan mengalami kekurangan gizi yang parah sebanyak 17,5%. Awal tahun 1990 hingga 2000, serangkaian konflik maupun perang telah menghancurkan situasi sosial ekonomi dan kurangnya produksi hasil pertanian. Sebagai negara yang mengalami konflik,
 (4). Tingkat pertumbuhan penduduk meningkat, pertumbuhan yang cepat ini, bersama dengan faktor negatif lainnya seperti konflik. Karena lajunya pertumbuhan penduduk tidak didasari dengan pendapatan per kapita dan peningkatan persediaan makanan, inilah menyebabkan kemiskinan dan terjadi krisis pangan.
Pemerintah meminta bantuan PBB, LSM, dan Organisasi Internasional seperti FAO dan lain sebagainya dalam menangani masalah darurat gizi buruk
Program FAO dalam Penanganan Kemiskinan di Republik Kongo
1.      Pada tahun 2001 FAO dan WFP bekerjasama memberikan 575 ton makanan untuk 70.000 penerima di wilayah Cuvette, Pool, Lekoumou, Bouenza dan Niari. Program ini mengalokasikan makanan untuk para pekerja food for work (FFW), program perlindungan bibit pertanian, dan juga untuk program pemberian makanan darurat. Kerjasama FAO dan WFP ini menyelesaikan distribusi makanan, bibit dan alat pertanian untuk 12.500 keluarga di bawah program perlindungan bibit pertanian di daerah Pool, Lekoumou, Bouenza dan Niari.

2.      Selanjutnya tindakan FAO mengenai program gizi dan pangan yang dibentuk oleh Menteri pertanian Republik Kongo, Rigobert Maboundou. Dengan dana dari uni eropa sebanyak 39 miliar Franc atau US$ 78 juta. Proyek ini dibentuk untuk mengurangi kemiskinan dan kekurangan gizi terutama di daerah Pool, daerah ini merupakan daerah yang terkena dampak konflik paling parah di Republik Kongo. Terdapat tiga unsur dalam program ini yakni pertanian, ketahanan pangan, dan gizi. Yang akan bekerjasama dengan Food and Agriculture Organization (FAO), World Food Programme (WFP), dan dana anak-anak PBB United Nations Emergency Children’s Fund (UNICEF). Dana ini akan dialokasikan selama enam tahun sesuai perjanjian Menteri Pertanian Republik Kongo dengan uni eropa pada tahun 2008. Kerjasama ini akan mengerjakan penanaman sayuran, menyediakan 460 hektar dari perikanan yang akan menghasilkan 4.600 ton ikan per tahun, dan menanam 1.000 hektar budidaya padi disawah

Sumber : e-Jurnal Universitas Mulawarman

4. Burundi
Burundi menempati urutan ketiga sebagai negara paling miskin di dunia yang berlokasi di Afrika. PDB per kapita warga Burundi sebesar US$410 atau Rp3,69 juta per tahun. PDB negara ini hanya US$1,1 miliar pada 2008 dengan cadangan devisa cuma US$322 juta. Dengan total luas 27 ribu kilometer persegi, jumlah populasi Burundi mencapai 8,1 juta jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 93,4 persen penduduk hidup dalam kondisi miskin. Usia harapan hidup hanya 49 tahun.

5. Liberia
Liberia menempati posisi keempat sebagai negara termiskin di dunia dengan PDB per kapita sebesar US$434 atau Rp3,9 juta per tahun. Total PDB negara ini sebesar US$870 juta dan mengandalkan sebagian besar pendapatan pada sektor pertanian, seperti karet, kopi dan coklat. Meski luasnya 111 ribu kilometer persegi di benua Afrika, jumlah penduduk Liberia cuma 4,13 juta jiwa. Sebagian besar atau 94,8 persen juga hidup dalam kemiskinan.
Liberia adalah salah satu dari sedikit negara di Afrika yang belum pernah dijajah oleh Eropa. Didirikan dan dijajah oleh budak yang dibebaskan dari Amerika. Para budak mendirikan pemerintahan yang dengan Amerika Serikat. Pada tahun 1980 presiden Liberia digulingkan dan diikuti oleh periode ketidakstabilan dan perang sipil. Setelah ratusan ribu orang terbunuh, kesepakatan damai  tahun 2003 menghasilkan pemilu demokratis pada tahun 2005. Saat ini, Liberia mulai pulih dari dari perang saudara dan dislokasi ekonomi. Namun, terkait dengan hal tersebut sekitar 85% dari penduduk hidup di bawah $ 1 per hari, menjadikannya sebagai salah satu negara miskin di dunia.

Usaha pemerintah untuk negara liberia dan burundi melalui pertemuan dengan PBB dalam KTT berikut penjelasannya :
Sasaran Pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut.
Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar semua negara:
1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan
a. Pendapatan populasi dunia sehari $1.
b. Menurunkan angka kemiskinan.
2. Mencapai pendidikan untuk semua
a. Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.
b.        Mendorong kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan
c.                   Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015
C.       Menurunkan angka kematian anak
a.       Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.
D.    Meningkatkan kesehatan ibu
a.       Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.
E.     Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
a.       Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.
F.      Memastikan kelestarian lingkungan hidup
a.       Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.
b.      Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat.
c.       Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.
G.    Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
a.       Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
b.      Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.
c.       Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara berkembang.
d.      Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.
e.       Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.
f.       Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang
g.      Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar